Blog ini berisi tulisan mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi A UNJ angkatan 2015 tentang permasalahan pendidikan. Seluruh tulisan ini dibuat sebagai syarat mengikuti Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia, Juni 2016.



Widya Ayu Kemalawangi: Peran Pendidikan Multikultural untuk Masyarakat Perkotaan


Beberapa ahli telah memberikan definisi tentang pendidikan multikultural. “Pendidikan multikultural merupakan suatu rangkaian kepercayaan (set of beliefs) dan penjelasan yang mengakui dan menilai pentingnya keragaman budaya dan etnis di dalam membentuk gaya hidup, pengalaman sosial, identitas pribadi, kesempatan pendidikan dari individu, kelompok maupun negara” (Banks, 2001).

Pendidikan multikultural dapat digunakan sebagai integrasi masyarakat kota. Karena di dalam pendidikan multikultural mengajarkan tentang bagaimana sikap untuk menghadapi keberagaman yang ada di masyarakat perkotaan. Pendidikan multikultural juga mengajarkan sikap toleransi dengan menghargai dan menghormati budaya, etnis, dan gaya hidup orang lain. Pendidikan multikultural juga sebagai solusi dari ancaman konflik yang dapat terjadi akibat dari adanya keberagaman masyarakat kota. Selain itu pendidikan multikultural juga dapat digunakan sebagai acuan tingkah laku masyarakat kota dalam menghadapi keberagaman yang ada.

Konflik merupakan suatu masalah sosial yang terjadi akibat dari adanya perbedaan pandangan di dalam masyarakat. Konflik biasanya terjadi akibat dari adanya keberagaman yang tidak diikuti dengan sikap toleransi antar masyarakat. Konflik juga dapat memicu adanya disintegrasi antar masyarakat. Konflik merupakan suatu masalah sosial yang berkelanjutan karena permasalahan di dalam masyarakat akibat dari keberagaman budaya tidak dapat dengan mudah diselesaikan begitu saja. Oleh sebab itu, konflik merupakan hal yang penting untuk diperhatikan karena selain merugikan juga dapat menyebabkan disintegrasi antar budaya yang ada di dalam masyarakat kota.

Konflik yang terjadi akibat dari adanya perbedaan pandangan tentang keberagaman dapat diatasi jika masyarakat perkotaan dapat memahami dan menerima adanya keberagaman budaya yang ada di perkotaan. Sehingga pertikaian yang terjadi di masyarakat dapat diatasi. Selain dengan memahami dan menerima adanya keberagaman budaya di dalam masyarakat, konflik juga dapat diselesaikan dengan pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural mengajarkan bagaimana seharusnya sikap kita untuk menghadapi keberagaman agar tidak menyebabkan konflik yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Hal tersebut dianggap menjadi solusi untuk mengatasi konflik yang terjadi di masyarakat perkotaan.

Masyarakat perkotaan bersifat heterogen, karena heterogen ini yang menyebabkan masyarakat perkotaan menjadi multikultural. Masyarakat perkotaan memiliki latar belakang yang berbeda seperti perbedaan budaya, etnis, dan gaya hidup. Keberagaman ini yang dapat menyebabkan terjadinya permasalahan yang memicu ke arah konflik. Selain itu masyarakat perkotaan cenderung mempunyai pandangan bahwa etnis dirinya yang paling baik, budayanya yang paling baik, dan merasa bahwa hanya dirinya yang pantas untuk tinggal di perkotaan. Sikap seperti ini yang dapat menyebabkan pertikaian antarmasyarakat perkotaan.

Pendidikan multikultural merupakan salah satu cara untuk mengatasi konflik yang terjadi di masyarakat perkotaan. Pendidikan multikultural mengajarkan sikap toleransi antarbudaya, mengakui budaya orang lain, menerima keberagaman budaya, etnis, dan gaya hidup. Pendidikan multikultural juga menjadi acuan seseorang untuk berperilaku. Selain itu pendidikan multikultural juga digunakan sebagai integrasi masyarakat perkotaan. Keberagaman yang ada bukan penghalang untuk terciptanya integrasi di masyarakat perkotaan, justru keberagaman yang ada memperkaya budaya, etnis, dan gaya hidup masyarakat perkotaan yang multikultural.

Fenomena multikultural yang terjadi di masyarakat perkotaan salah satunya adalah aksi bullying. Karena keberagaman yang ada di masyarakat perkotaan menyebabkan sekolah-sekolah yang ada di perkotaan menjadi wadah bagi mereka yang merasa bahwa dirinya yang paling baik. Seperti aksi diskriminasi terhadap anak-anak yang berkulit hitam, mereka diejek karena memiliki kulit hitam dan tidak pantas untuk tinggal di perkotaan layaknya anak-anak yang berkulit putih. Hal seperti ini tentu dapat menyebabkan disintegrasi di masyarakat perkotaan. Salah satu solusi yang tepat untuk mengatasi aksi bullying ini yaitu dengan diterapkannya pendidikan multikultural di sekolah, agar siswa di perkotaan memiliki sikap toleransi yang digunakan sebagai filter untuk menghadapi keberagaman yang ada.

Komentar