Blog ini berisi tulisan mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi A UNJ angkatan 2015 tentang permasalahan pendidikan. Seluruh tulisan ini dibuat sebagai syarat mengikuti Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia, Juni 2016.



Tasya Frasisca: Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal


Di era globalisasi ini, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berjalan dengan cepat. Perkembangan ini, menimbulkan berbagai dampak yaitu salah satu nya dampak negatif. Banyak nya remaja yang menyalahgunakan internet untuk hal-hal yang tidak baik, misalnya mengakses situs yang berisi video porno yang berdampak pada berkembangnya seks bebas dan juga pengaruh game online yang berbau kekerasan yang menimbulkan tawuran dikalangan remaja. Selain contoh tersebut, masih banyak fenomena dampak negatif akibat berkembangnya teknologi yang menyebabkan merosotnya moral anak bangsa. Dalam hal ini, diperlukannya pendidikan karakter berbasis kearifan lokal yang diharapkan dapat memperbaiki dan membangun moral anak yang baik.

Pendidikan karakter merupakan proses pendidikan yang didalamnya terdapat upaya penanaman nilai-nilai karakter yang bertujuan untuk membentuk karakter anak menjadi individu, masyarakat dan warga negara yang baik. Dalam mengembangkan pendidikan karakter nilai-nilai yang harus dikembangkan adalah nilai religius, kejujuran, kebersamaan, toleransi, tanggungjawab dan peduli kepada sesama. Dengan pendidikan ini, diharapkan peserta didik memiliki kepribadian, sifat, perilaku dan watak yang baik. Dalam menerapkan pendidikan karakter, pendidik harus memberi kebebasan kepada anak untuk mengembangkan kreatifitas dan potensi anak agar muncul rasa tanggungjawab didalam diri anak atas perkembangan dalam diri sendiri maupun orang lain.

Pentingnya pendidikan karakter berbasis kearifan lokal disebabkan pendidikan dan kebudayaan tidak bisa dipisahkan karena pendidikan merupakan proses transmisi kebudayaan. Dengan menanamkan nilai-nilai yang baik dan mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal akan menciptakan karakter anak yang bermoral baik dan berbudaya. Hasil dari penanaman nilai-nilai yang berkarakter anak akan beriman, disiplin, mandiri, jujur, bertanggung jawab, peduli sesama, menghargai perbedaan, cinta tanah air dan budaya. Maka karakter yang terbentuk didalam diri anak dapat menjadi bekal untuk kehidupannya kedepan dan tidak mudah terpengaruh oleh perubahan-perubahan yang bersifat negatif.

Dalam mengembangkan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal, program pendidikan dan kurikulum yang diterapkan disesuaikan dengan keadaan sosial budaya setempat. Nilai-nilai moral di lingkungan dijadikan pedoman sebagai pelaksanaan penanaman nilai-nilai moral sehingga anak tidak kehilangan akar budaya yang telah diwariskan. Pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan secara komprehensif yang melibatkan sekolah, keluarga dan masyarakat sekitar yang diharapkan mampu menyukseskan jalannya pendidikan tersebut. Setiap agen yang terlibat dalam menyukseskan pendidikan harus selalu siap dan aktif dalam mengembangkan karakter anak secara optimal.

Komentar