Problem kontemporer merupakan hal yang
dapat mengancam disintegrasi bangsa saat ini, yang perkembangannya menyerang
melalui generasi-generasi muda penerus bangsa. Generasi muda penerus
bangsa yang miskin akan karakter diri dan nilai-nilai pendidikan membuat
bangsa rentan akan ancaman internal maupun eksternal hingga yang bersifat fisik
maupun moral, hal ini tentu saja dapat mengancam integrasi bangsa. Maka
pendidikan karakter dirasa tepat untuk mengatasi problem tersebut, mengapa
harus pendidikan karakter?
Di dalam pendidikan karakter ada
penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada diri seseorang sehingga peserta
didik belajar untuk menyadari dan menyelami nilai-nilai serta menempatkannya
secara integral. Pendidikan karakter dapat menjadi pondasi bagi peserta didik
agar mengerti bagaimana efek buruk bagi bangsa jika melakukan hal-hal tersebut.
Sehingga akan merusak integrasi bangsa. Begitu pentingnya pendidikan karakter
untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan kualitas berfikir dan
perasaannya sehingga menjadi manusia yang memiliki budi pekerti yang
berkarakter. Lalu bagaimanakah pendidikan karakter tersebut dapat berjalan
dengan baik?
Intervensi yang cocok untuk meneguhkan
bentuk dari pendidikan karakter yakni dengan SDM tenaga pendidik serta dari
berbagai program sekolah yang mendukung terlaksananya pendidikan karakter yang
sesuai untuk mengembangkan nilai moral, yang menekankan pada manfaat-manfaat
bidang studi yang diajarkan serta pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari
yang aspek-aspeknya sengaja dirancang dan dinilai hasilnya sebagai bentuk dari
pendidikan karakter. Tenaga pendidik (guru) pun harus memiliki kesadaran kritis
bukan hanya sebagai robot yang patuh menjalankan tugas sehingga pendidikan karakter
akan berjalan hampa makna. Guru lah yang memiliki peran penting untuk
mengeksekusi misi ini sebagai garda terdepan yang berinteraksi langsung dengan
peserta didik. Pendidikan karakter di sekolah harus
dioptimalkan melalui pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan dilingkungan sekolah
seperti menanamkan karakter keimanan dan ketakwaan melalui pembiasaan agama
yang sesuai dengan keyakinan masing-masing peserta didik, penanaman nilai agama
menjadi pondasi awal untuk mengatasi dekadensi moral. Sekolah harus
mengoptimalkan perannya sebagai lembaga pendidikan walaupun pada kenyataannya
belum optimal, tetapi harus ada usaha-usaha yang dicetuskan untuk tetap
mengoptimalkan pendidikan karakter.
Strategi intervensi penanaman
pendidikan karakter juga dapat dilakukan melalui pendekatan sekolah
kepada keluarga peserta didik untuk pengembangan karakter yang baik, melalui
pertemuan orang tua, keterlibatan orangtua dalam kegiatan sekolah dan buku
penghubung laporan kegiatan belajar peserta didik. Intervensi sekolah terhadap
siswa pun dapat melalui kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Dengan adanya
kolaborasi antara sekolah, orangtua dan peserta didik dapat membentuk peserta
didik yang memiliki karakter kuat serta bermoral. Jika misi pendidikan
karakter ingin sukses menjawab permasalahan dekadensi moral, maka seluruh
sistem yang ada di struktur pendidikan, guru, siswa instrumental input, serta
enviromental input harus bekerjasama dan berjalan secara efektif apabila tidak
ingin pendidikan karakter hanya sebatas jargon belaka.
Komentar
Posting Komentar